“Mintalah
kepada Allah, karena Allah suka jika dimintai.”
(HR. Tirmidzi)
Pertama.
PILIHLAH WAKTU YAGN TEPAT
Sebenarnya do’a itu
tidak terkait dengan waktu. Tetapi Islam memang mengajarkan ada waktu yang
paling baik dan istimewa untuk berdo’a. Yaitu: sepuluh malam terakhir bulan
Ramadhan (malam lailatul qadar), di hari Arafah (9 dzulhijah dikala jamaah haji
wuquf di Arafah), di bulan Ramadhan, di hari jumat, di sepertiga malam yang
terakhir (sesudah jam 2 malam), pada waktu sahur (sebelum fajar), sesudah
berwudhu, di antara adzan dan iqamat, ketika sedang berbuka puasa, ketika dalam
medan jihad, di setiap selesai shalat fardhu, pada waktu sedang sujud (dalam
shalat atau di luar shalat), ketika sedang musafir atau bepergian, dsb.
Kedua.
GUNAKAN KEBERADAAN DIRI KITA UNTUK MERAIH KESEMPATAN BERDO’A
Rasulullah menjelaskan
di antara do’a mustajab adalah do’a orang tua kepada anaknya, atau do’a anak
yang berbakti dengan baik kepada orang tuanya dan do’a seorang muslim untuk
saudaranya muslim, tanpa diketahui oleh saudara yang dido’akan itu. “Tidaklah seorang muslim mendo’akan
saudaranya secara diam-diam kecuali malaikat berkata “Dan untukmu seperti yang
engkau mintakan untuknya.” (HR. Muslim)
Ketiga.
MULAILAH BERDO’A DENGAN BANYAK-BANYAK MEMUJI ALLAH
“Jika
salah seorang diantara kamu berdo’a hendaknya memulai dengan memuji dan
menyanjung Rabbnya, dan bershalawat kepada Nabi kemudian berdo’a apa yang dia
kehendaki.” (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan
Ahmad; disahihkan oleh Albani)
Keempat.
MENGANGKAT KEDUA TANGAN
“Sesungguhnya
Rabbmu itu Maha Pemalu dan Maha Mulia. Malu dari hamba-Nya jika ia mengangkat
kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan
hampa kedua tangannya.” (HR. Abu daud, Turmidzi,
dihasankan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Albanii)
Kelima.
JANGAN MENGERASKAN SUARA, DAN HARUS DENGAN RASA RENDAH DIRI
“Berdo’alah
kepada tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak emnyukai orang-orang yang melampaui batas”
(Al-A’raf:55) Sedangkan maksud dan ‘melampaui batas’ adalah melampaui batas
tentang yang diminta dan cara meminta.
Keenam.
KONSENTRASI DAN KHUSYU’
“Mohonlah
kepada Allah sementara kamu sangat yakin akan dikabulkan dan ketahuilah
bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan
main-main.” (HR. Tirmidzi, di hasankan oleh
Al-Mundziri dan Albani)
Ketujuh.
TIDAK TERGESA-GESA AGAR DO’A ITU DIKABULKAN
“Akan
dikabulkan bagi seseorang di antara kamu selagi tidak tergesa-gesa. Yaitu
dengan berkata ‘Saya telah berdo’a tapi tidak dikabulkan.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ibnul Qayyim berkata,
“Termasuk penyakit yang menghalangi terkabulnya do’a adalah tergesa-gesa.
Menganggap lambat pengabulan do’anya sehingga ia malas untuk berdo’a lagi.”
Padahal bisa jadi antara do’a dan jawabnya memerlukan waktu 40 tahun seperti
yang diaktakan oleh Ibnu Abbas. Ibnul Jauzi berkata, “Ketahuilah bahwa do’a
orang mukmin itu tidak akan tertolak, hanya saja terkadang yang lebih utama
baginya itu diundur jawabannya atau diganti dengan yang lebih baik dari
permintaannya, cepat atau lambat.”
Kedelapan.
BERDO’ALAH KEPADA ALLAH DALAM SEGALA KEADAAN
“Dan
apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbarng,
duduk, ataupun berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya,
dia kembali melalui (jalannya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdo’a
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu
memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” (Yunus:12)